Senin, 15 Agustus 2016

Kajian IPE (INTERPROFESSIONAL EDUCATION)

PENERAPAN IPE (INTERPROFESSIONAL EDUCATION) PADA MAHASISWA KEDOKTERAN SAAT PEMBELAJARAN GUNA MEMBANGUN
KERJASAMA DAN  PELAYANAN
PRIMA PADA PASIEN








NI PUTU WINDI SUKMA PUTRI
HYPOXIC PULMONARY VASOCONSTRICTION
15020050046








DENPASAR
2015

            Di Indonsia terdapat berbagai macam profesi kesehatan antara lain dokter, bidan, perawat, fisioterapis dan lainnya. Semua profesi-profesi tersebut diwajibkan untuk saling bekerjasama menjalankan profesinya masing-masing. Seperti contonya pelayanan di rumah sakit, terlihat adanya kerjasama langsung antara dokter dengan perawat.
            Namun kerjasama yang kondusif antara tenaga kesehatan tersebut seringkali tidak terjalin. Hal tersebut dikarenakan adanya pandangan mengenai “derajat” dalam profesi kesehatan, adanya pandangan siapa yang unggul dan siapa yang menjadi suruhan. Itulah yang menyebabkan terjadinya ketidakharmonisan antar profesi kesehatan.  Meskipun pada dasarnya semua profesi tadi merupakan partner, namun tidak bisa dipungkiri rasa tidak percaya dan praktik diluar batas izin sering dijumpai di negeri ini.
            Akibatnya, sebagai salah satu contoh sampai saat ini hubungan kolaborasi antara perawat dan dokter di rumah sakit masih banyak didiskusikan. Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional. Hal menjadi sumber dari ketidaksesuaian ini adalah masih adanya pandangan mengenai derajat dan status masing-masing antar profesi kesehatan.
            Padahal, kolaborasi antar profesi-profesi kesehatan tersebut sangatlah diperlukan, Jika dalam penanganan medis di rumah sakit contohnya, tidak ada kerjasama antar tenaga medis dalam penanganan pasien maka pelayanan prima tidak akan terwujud. Semuanya ingin menang dan mempercayakan ilmunya masing-masing. Dengan kurang menghiraukan ilmu yang dimiliki oleh profesi lainnya, suatu profesi bertindak dengan kemauan sendiri.  Hal yang dapat dipertanyakan adalah apakah hal tersebut dapat menjamin keberhasilan pelayanan kesehatan? Tentu saja tidak. Pelayanan kesehatan yang baik hanya dapat dicapai jika ada hubungan yang  harmonis antar profesi kesehatan. Kolaborasi tesebut sangat  diperlukan agar para profesi kesehatan dapat  membahas masalah-masalah yang ada pada pasien dan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. Jika semua profesi dapat berkolaborasi dan menjalankan tugasnya dengan rapi maka pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien dapat terwujud.
            Lantas bagaimana cara agar kerjasama antar profesi dapat berjalan dengan harmonis dan lancar? Kolaborasi pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan. Untuk itu kaum mahasiswa kesehatan perlu mempelajari cara agar saat diterjunkan langsung dalam dunia praktik nanti dapat menciptakan suatu kolaborasi yang harmonis sehingga pelayanan kesehatan yang prima dapat tercapai. Sehingga pembelajaran berbasis IPE pun sekiranya dapat diterapkan  sejak dini ketika di masa perkuliahan.
Interprofessional education atau yang biasa disingkat IPE adalah satu inovasi dalam konsep pendidikan profesi kesehatan yang dicetuskan oleh WHO. IPE merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi dan berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Penerapan sistem IPE dalam dunia pendidikan kesehatan di Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kualitas mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa kedokteran di Indonesia dalam 3 aspek yang terdapat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berbasis kolaborasi dalam upaya pembangunan kesehatan Indonesia. Agar tenaga kesehatan kedepannya terbiasa melakukan kolaborasi saat di tatanan pelayanan maka perlu ditanamkan sejak dini di lingkungan pendidikan dengan konsep IPE.
            IPE dalam dunia pendidikan dan penelitian melibatkan mahasiswa kesehatan dari berbagai profesi untuk saling belajar secara berdampingan. IPE menekankan kerja sama tim, memahami peran profesi yang lain, tanggung jawab, komunikasi, saling menghormati, dan memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1996, Universitas Linkoping Swedia memasukkan kurikulum IPE ke dalam kurikulumnya. Mahasiswa kesehatan dari berbagai disiplin ilmu membahas kasus bersama dan diakhir program mereka memberikan paparan tentang kasus tersebut dengan pendekatan holistik.
Penerapan IPE dalam dunia pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran seharusnya dilakukan sehingga mahasiswa akan terlatih untuk ambil bagian di dalam sebuah tim, bagaimana bisa berkontribusi, mendengar pendapat, dan berdiskusi demi tujuan, bukan hanya dengan mahasiswa jurusan yang sama tetapi juga dengan mahasiswa program kesehatan lain. Pembelajaran IPE yang berjalan baik diharapkan dapat menghasilkan profesional di bidang kesehatan yang mampu berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain, sehingga dapat berperan serta dalam pembangunan kesehatan dan peningkatan dalam sistem layanan kesehatan secara signifikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan  kunci untuk mengembangkan dan mengubah metode-metode serta kualitas dari pelayanan kesehatan. Interprofessional Education (IPE) merupakan salah satu konsep pendidikan yang dicetuskan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan berkolaborasi. Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE) (2002) menyebutkan bahwa IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama, saling belajar dari profesi kesehatan yang lainnya, dan berusaha mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan yang prima. Menurut Universitas Toronto (2009) IPE memiliki tujuan untuk menghasilkan profesi kesehatan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan praktik kolaborasi interprofessional.
Kita sebagai mahasiswa kesehatan harus mendukung dan ikut aktif berpartisipasi dalam penerapan sistem Interprofessional education. Sistem ini adalah sistem yang dianggap paling efektif yang dapat diimplementsikan dalam sistem pendidikan kesehatan di Indonesia khususnya. Telah terdapat beberapa bukti dan penelitian yang menunjukkan berbagai manfaat dari sistem IPE ini. Interprofessional education juga memberikan suatu batasan terhadap wewenang profesi satu dengan yang lainnya, sehingga nantinya  tidak ada bidang profesi yang merasa terdiskriminasi dan teragungkan. Oleh sebab itu, sebagai seorang mahasiswa calon tenaga kesehatan kita harus senantiasa mendukung pelaksanaan sistem ini di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui kemampuan interprofessional.
            Melihat kenyataan seperti sekarang ini, batas wewenang dan kerja sama antar profesi kesehatan di Indonesia belum tewujud dengan prima. Sehingga  pendidikan dan pemahaman kepada mahasiswa perlu dilakukan mengingat peran mahasiswa yaitu sebagai generasi penerus. Walaupun pencapaiannya akan relatif lama karena dibutuhkan waktu dan kesadaran yang cukup, namun pemahaman tentang kolaborasi ini akan mengakar pada mahasiswa utamanya mahasiswa kedokteran yang berjumlah demikian banyak jika sudah dilatih sejak dini. Nantinyamereka  diharapkan dapat menerapkan kolaborasi pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan dengan baik sehingga dapat memberi pelayanan prima pada pasien.
            Sekarang adalah masa yang penuh tantangan dan juga peluang di bidang kedokteran . IPE memberikan kita kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam berkaitandengan ilmu  kedokteran . Mahasiswa kedokteran juga harus berperan aktif dalam melakukan penelitian-penelitian dan pembelajaran  yang berbasis kolaborasi. Sehingga dapat muncul solusi-solusi cerdas dari permasalahan yang ada di bidang kedokteran.
Selain itu standar akreditasi baru untuk profesi dokter  menyatakan bahwa lulusan harus berkompeten dalam berkomunikasi dan berkolaborasi dengan anggota lain dari tim kesehatan yang sama ataupun berbeda profesi agar dapat memfasilitasi penyediaan layanan kesehatan. Sehingga  jelas bahwa sistem Interprofessional education diharapkan dan dibutuhkan umtuk berperan penting dalam kurikulum kita.
            Pelatihan penerapan IPE sejak dini di masa perkuliahan diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran di berabagai program studi seperi Kedokteran Umum, Keperawatan, Ilmu Kesehatan Masyarakat dan program sudi lainnya untuk belajar berkolaborasi dalam pelayanan masyarakat. Dengan demikian kolaborasi yang diajarkan sejak dini dapat membuat para mahasiswa terbiasa bekerjasama dengan profesi kedokteran yang lain. Dengan terbiasanya berkolaborasi akan memudahkan mereka ketika terjun langsung untuk berkerja di suatu instansi yang membutuhkan kolaborasi antar profesi. Sehingga dengan terwujudnya kolaborasi yang harmonis antar profesi pelayanan kesehatan prima kepada pasien dapat diwujudkan.

            

Kamis, 12 Mei 2016

Tugas Budi Pekerti (Norma dan Tata Krama)

1.   Apa perbedaan antara norma dan tata krama?
Sebenarnya tata krama dan norma merupakan sebuah acuan, tatanan, pedoman dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi terdapat perbedaan diantara keduanya yaitu dari segi akibat yang ditimbulkan bila melanggar dan cakupan wilayah. Jika ditinjau dari akibat pelanggarannya, apabila seseorang melanggar tata krama maka akibat yang akan diterima umumnya adalah anggapan buruk atau pengucilan dari masyarakat setempat yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah apabila seseorang berbicara kasar kepada orang yang lebih tua, maka pelaku akan mendapat anggapan buruk dari orang tua tersebut maupun orang lain. Berbeda halnya dengan norma, apabila seseorang melanggar norma maka akibatnya adalah adanya sanksi tertentu baik yang mengikat maupun tidak. Sebagi contoh adalah pelanggaran terhadap norma hukum yaitu ada seseorang yang mencuri maka akan diberi sanksi berupa hukuman oleh pihak yang berwenang.
Kedua, apabila ditinjau dari cakupan wilayahnya. Tata krama memiliki cakupan yang lebih sempit yaitu pada masyarakat setempat pemilik tata krama, sedangkan pada norma cakupannya lebih luas dan bersifat universal. Sebagai contoh, seseorang yang berada di wilayah keraton kerajaan harus mengikuti tata krama yang ada disana, namun apabila sudah keluar dari wilayah tersebut maka tata krama yang ada tidak berlaku lagi. Berbeda halnya dengan norma, contohnya adalah seseorang yang mencuri di Bangli akan dihukum oleh pihak yang berwenang, begitu pula dengan orang yang mencuri di Denpasar akan dikenakan hukum juga.
2.   Apa persamaan antara norma dengan tata krama?
Jika ditinjau dari pengertian masing-masing, norma dan tata krama sama-sama merupakan sebuah aturan, tatanan, pedoman dan landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu persamaannya adalah pada fungsinya yaitu baik norma maupun tata krama sama-sama berfungsi sebagai pengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta hubungan yang harmonis.
3.   Apakah norma di tempat satu dengan di tempat lainnya sama?
Norma di satu tempat dengan di tempat lainnya pada umumnya sama. Hal tersebut terbukti dari salah satu contoh pelanggaran norma hukum yaitu : Bila seseorang mencuri di daerah Bangli dia akan mendapat hukuman 5 tahun penjara. Begitu pula orang yang mencuri di daerah Denpasar akan mendapat hukuman yang sama pula karena aturannya bersifat nasional.
4.   Sebutkan contoh dari masing-masing norma!
a.   Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah norma yang mengatur hidup manusia yang berlaku secara umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan norma kesusilaan, yaitu mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu rasa bersalah dan penyesalan mendalam bagi pelanggarnya. Contoh norma kesusilaan, antara lain:
1) jujur dalam perkataan dan perbuatan;
2) menghormati sesama manusia;
3) membantu orang lain yang membutuhkan;
4) tidak mengganggu orang lain;
5) mengembalikan hutang.
b.   Norma Kesopanan
Sumber norma kesopanan adalah kebaikan dalam suatu masyarakat yang ditaati sebagai pedoman untuk mengatur manusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu dicemooh atau dikucilkan. Contoh norma kesopanan, antara lain:
1) orang muda harus menggunakan bahasa yang lebih halus jika berbicara dengan orang yang lebih tua;
2) mempersilakan wanita duduk, jika bus atau kereta telah penuh;
3) mengetuk pintu jika bertamu;
4) gotong royong untuk kepentingan bersama; dan
5) mengundang tetangga jika menyelenggarakan acara.
c.    Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan tertulis yang dibuat oleh penguasa negara untuk mengatur warga negaranya. Tujuannya, yaitu menciptakan ketertiban dalam kehidupan berbangsa dan bemegara. Sumbemya ialah aturan-aturan tertulis yang dibuat oleh penguasa negara. Sanksi bagi yang melanggar, yaitu denda, penjara, atau hukuman mati. Contoh norma hukum, antara lain:
1) peraturan lalu lintas;
2) aturan hukum pidana (KUH Pidana);
3) aturan hukum pajak;
4) hukum tata negara;
5) hukum administrasi negara.
d.   Norma Agama
Norma agama merupakan peraturan-peraturan yang bersumber langsung dari Tuhan YME, bisa berupa perintah-perintah ataupun larangan-larangan. Norma ini seharusnya ditaati bagi siapa aja yang mengaku dia beragama, pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan siksa diakhirat kelak. Contoh norma agama adalah:
1)    Taat melakukan ibadah
2)    Menghormati agama lain
3)    Toleransi antar umat beragama



Contoh Surat Undangan dalam Bahasa Bali (Sewala Patra)

DESA PAKRAMAN JEPUN
Nomor        : I/II/TKN/2014
Indik           : Uleman

Praya Katur
Ring  : 1. Manggala kertadesa
            2. Prajuru sami banjar Pakraman Jepun
            3. Pecalang Pakraman Desa Jepun

Om Swastyastu,
Malarapan antuk sawalapatra puniki titiang nunas ida dane ledang rauh nyarengin acara nureksain pesadok ngenenin indik karya piodalan sane sampun kalaksanayang.  Acara jagi kalaksanayang ring galah:
Rahina/pawilangan        : Anggara, 16 September 2014
Dauh                              : 10.00 WITA
Genah mapupul             : Wantilan Jaba Pura
Busana                           : Adat Madia
Asapunika atur pidauh titiang majeng ring angga sami dumogi sida kalaksanayang. Maka pamuput atur titiang ngaturang parama santi.
Om Santih, Santih, Santih, Om

Desa pakraman Jepun             Jepun, 13 September 2014
ttd..JPGttd.JPGBendesa                                            Penyarikan


Putu Bendesa                                    Ni Putu Windi Sukma Putri

Example of Banner and Poster

My english teacher asked to make a Poster and a Banner. So this is mine,




This is my poster. It persuade people to throw the rubbish properly in the dustbin.
The models are my classmates.


This is my banner advertising a Hospital.
In the future i wanna be a doctor who owned a hospital so i
 made this one hahaha

Contoh Ringkasan Isi Buku "Public Speaking and Public Relation"

 IDENTITAS BUKU    
 Judul : Public Speaking and Public Relation
Penulis : Nuriyatul Lailiyah, S.Sos, M. I.Kom
Penerbit : Kementerian Pekerjaan Umum
Jumlah Halaman       : 35 Halaman
Tahun Terbit             : 2012







Public Speaking and Public Relations
Public speaking adalah seni berbicara di depan banyak orang secara terstruktur dan terarah dengan tujuan tertentu untuk memberi informasi, mempengaruhi atau menghibur. Tetapi berdasarkan pengalaman banyak orang, berbicara di depan umum tidaklah semudah berbicara di depan teman kita sendiri. Dalam public speaking terdapat empat elemen mendasar yang mempengaruhi kesuksesannya yaitu siapa (who), apa yang dibicarakan (what), kepada siapa (to whom), media yang digunakan menyampaikan (in which channel) dan dampak yang muncul setelah komunikasi terjadi (with what effect).
Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah menjadi pembicara yang handal. Sebagian besar orang masih mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Hal tersebut pada dasarnya merupakan suatu kenormalan, tetapi jika dibiarkan berlarut dan tidak segera diatasi tentu saja akan menghambat kemajuan seseorang. Kunci dari keberhasilan seseorang untuk berbicara di depan umum adalah rasa percaya diri dan keberanian. Untuk mewujudkannya perlu dilakukan beberapa tahapan sebelum melakukan public speaking.
Tahapan pertama adalah memilih topik yang akan dibicarakan. Pilihlah topik yang menjadi minat kita sekaligus membangun minat pendengar. Biasanya topik yang menarik untuk dibicarakan adalah yang berguna bagi pendengar misalnya kesehatan, keamanan dan kebahagiaan. Dapat pula diangkat topik yang kontroversial dan memancing perdebatan akan tetapi tidak membuat kesalahpahaman. Setelah menentukan topik, persempitlah topik tersebut agar pembicaraan lebih proporsional sesuai dengan waktu yang disediakan. Setelah kita sudah mengetahui apa yang ingin disampaikan, selanjutnya adalah menetapkan tujuan. Penentuan tujuan berfungsi agar pendengar tahu kenapa topik yang dibicarakan penting.
Sebelum kita memulai public speaking, sangat penting bagi kita untuk mengenali dengan siapa dan dalam situasi apa kita berbicara. Analisislah karakter demografis pendengar seperti jenis kelamin, usia, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, profesi, agama dan lain sebaginya. Dengan mengetahui hal tersebut kaitkanlah topik yang dipilih dengan kondisi demografis pendengar sehingga pendengar merasa bahwa topik yang dipilih memang penting bagi mereka.
Selanjutnya adalah mengumpulkan materi yang akan dibicarakan dan menguraikan materi tersebut. Dalam tahapan ini, kita bisa memulai dengan menguraikan gagasan utama menjadi kalimat-kalimat yang efektif dan sistematis. Jika seluruh materi persiapan sudah selesai, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berlatih. Dengan berlatih akan mebantu meningkatkan kualitas kepercayaan diri sekaligus kemampuan public speaking.
Beberapa kesalahan yang sering terjadi pada public speaking antara lain kurangnya kontak mata dengan pendengar, terlalu banyak mengulang, tempo bicara terlalu cepat, penampilan arogan, terlihat cemas, berbicara membosankan, tidak ada dinamika, kalimat sulit dimengerti, gerakan dan mimik kurang mendukung dan lain sebagainya.
Selain mengerti tentang public speaking, kegiatan public yang penting lainnya adalah public relation. Public relation bisa diartikan dengan bagaimana kita bisa berhubungan baik dengan orang-orang di lingkungan sekitar kita, baik dengan mereka yang mendukung maupun dengan mereka yang tidak mendukung kita. Public relation penting dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan kita dalam menjalin hubungan baik
Dalam melakukan public relation hal yang penting diperhatikan adalah menjadikan orang lain tahu kebaikan kita tetapi bukan berarti mepromosikan diri sendiri. Sebagai contoh seseorang yang aktif meskipun tidak pintar  mampu mendapat banyak teman karena teman-temannya tahu kebaikan  tentang dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktik public relation tidak hanya sebatas pada organisasi atau perusahaan melainkan pada kehidupan kita sehari-hari di masyarakat. Dengan menerapkan public relation kita dapat menjadi makhluk sosial yang mampu berinteraksi dan berhubungan baik dengan masyarakat. Dalam hal ini, public speaking erat kaitannya dengan public relation karena salah satu prinsip yang dapat menjadikan hubungan baik dengan masyarakat adalah kemampuan berbicara atau berkomunikasi dengan lebih dari satu orang.


Contoh Pidato Bahasa Indonesia Tema Pendidikan

This is the one of my task in Senior High School. We were asked to make a pidato, and mine is about Education.

Om Swastyastu,
Terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya
Yth Kepala SMA X
Yang saya hormati guru-guru  SMA X
Dan tentu saja kepada adik-adik kelas XII SMA yang saya cintai
            Selamat pagi adik-adik semua! Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME karena atas rahmatnya kita dapat berkumpul di lapangan ini dengan keadaan sehat meskipun cuaca agak panas.
            Perkenalkan saya selaku pengurus Bimbingan Belajar Pintar. Nah, sebelumnya saya ingin bertanya kepada adik-adik sekalian, setelah lulus SMA, sebagian besar dari kalian tentu akan melanjutkan ke perguruan tinggi kan?
            Nah oleh sebab itulah, kedatangan saya kemari ingin membagikan informasi kepada adik-adik tentang pemilihan jurusan saat kuliah nanti. Memilih jurusan kuliah bukan urusan yang sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan secara matang-matang. Jangan sampai, nantinya kalian salah memilih jurusan dan akhirnya menyesal.
            Faktor pertama yang harus diperhatikan adalah menyesuaikan cita-cita, minat dan bakat. Semua orang mempunyai cita-cita,  namun apakah cita-cita mereka sudah sesuai dengan minat dan bakatnya? Misalnya ada seseorang yang bercita-cita menjadi penyanyi terkenal karena dorongan orang tuanya, namun ia tidak suka menyanyi dan memiliki bakat lain yaitu menari. Apakah cita-citanya menjadi penyanyi dapat terwujud? Peluangnya kecil. Jika tidak menyukai hitung-hitungan sebaiknya janganlah mengambil jurusan fisika atau matematika, jika tidak suka menggambar janganlah mengambil jurusan arsitektur. Jadi harus disesuaikan ya adik-adik dengan minat dan bakan kalian.
            Faktor yang kedua adalah cari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang perguruan tinggi yang akan dituju. Bertanya bisa kepada guru BK, guru bimbel, kakak kelas  atau kalian mencari sendiri infonya di internet. Selain itu, ketika mencari jurusan janganlah ikut-ikutan teman saja. Memang kalian sekarang bersahabat, selalu bersama  sehidup semati, namun dalam hal mencari kuliah ini menentukan masa depan. Kalian memiliki cita-cita minat dan bakat yang berbeda sehingga tidak bisa disamakan.
            Yang ketiga adalah kemampuan biaya. Pendidikan itu tidak ada yang gratis apalagi di jenjang perkuliahan. Setiap perguruan tinggi menetapkan biaya perkuliahan yang berbeda-beda. Perguruan tinggi negeri relatif memiliki biaya kuliah yang lebih rendah dibandingkan perguruan tinggi swasta. Jadi harus disesuikan dengan kemampuan financial orang tua kalian. Jangan sampai misalkan kemampuan orang tua kalian mencukupi namun kalian ingin berkuliah di luar negeri seperti Oxford University atau British University. Jika seperti itu jangankan untuk biaya kuliahnya, biaya untuk pergi kesana pun masih perlu dipikir-pikir. Tapi, lain halnya jika kalian mendapat beasiswa, itu akan lebih bagus. Jadi adik-adik mulailah dari sekarang, pikirkan biaya yang kalian pegunakan nanti ketika kuliah bisa mulai sekarang menabung sedikit demi sedikit untuk keperluan kalian nanti.
            Yang terakhir adalah perhatikan kualitas dari perguruan tinggi yang akan adik-adik pilih. Lihat bagaimana kualitas pengajar dan lulusan-lulusan disana.Apakah setelah lulus akan menjanjikan sebuah pekerjaan atau tidak? Karena kan tujuan kita kuliah adalah untuk bekerja, jika setelah lulus kuliah tidak bekerja apa gunanya kuliah apalagi menghabiskan biaya yang banyak. Oleh sebab itulah perhatikan baik-baik, cari informasi yang selengkap-lengkapnya tentang perguruan tinggi yang akan kalian pilih. Tidak lupa sesuaikan dengan cita-cita, minat, bakat dan kemampuan biaya yang kalian miliki.
            Ayo adik-adik mulai dari sekarang, pikirkanlah matang-matang jurusan apa yang akan kalian cari nanti, jangan sampai setelah ujian nasional kalian kewalahan mau cari perguruan tinggi dimana dan ujung-ujungnya akan mengeluarkan biaya banyak. Jadi tidak ada kata terlambat, mulai berpikir, mulai berusaha, tidak lupa berdoa dan kesuksesan akan menunggu kalian semua.
            Kemudian saya mengajak adik-adik sekalian untuk mengikuti Bimbingan Belajar Pintar karena disini kalian akan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang perguruan tinggi yang akan kalian cari. Demian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan terimakasih atas perhatiannya.

            Om Santih Santih Santih Om

Rabu, 11 Mei 2016

Photos of Me

It was taken when we did some 'relax walks' (Jalan Santai XD) as the
 sequenced of Smanichi's Anniversary

And this is me pretended taking some rubbish,
no no i'm the real clean lover XD

Yeah i know it's bad, but i love drawing, in some leisure time